PINANG VS SAWIT, MANA YANG LEBIH MENGUNTUNGKAN?

Pinang vs Sawit. Pinang dan kelapa sawit adalah dua tanaman komoditi yang banyak dijumpai di Indonesia. Dibandingkan pinang, kelapa sawit memiliki banyak petani dan bahkan tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang bergelut di bidang perkebunan kelapa sawit. Namun, beberapa tahun belakangan, tampaknya makin banyak petani kelapa sawit yang mengalihfungsikan lahan mereka menjadi lahan pinang. Media pun turut menyoroti kondisi ini. Alasan utamanya adalah: pinang lebih menguntungkan dibanding kelapa sawit. Apakah benar demikian? Berikut adalah ulasan tentang pinang vs sawit yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan ‘nasib’ lahan petani ke depannya.

Pinang Vs Sawit, Mana yang Lebih Menguntungkan

Pinang vs Sawit: Sama-sama Keluarga Palem, Mana yang Sekarang Sedang ‘Kalem’?

Walaupun sama-sama dari keluarga palem (Arecaceae), pada kenyataannya, ‘nasib’ pinang tidak sebagus kelapa sawit. Hal ini dikarenakan selama ini permintaan terhadap kelapa sawit jauh lebih besar dibandingkan permintaan pinang itu sendiri. Bahkan Indonesia disebut-sebut sebagai negara penghasil volume minyak sawit terbesar di dunia pada 2019, yaitu sebanyak 43 juta ton. Hal ini menunjukkan bahwa selama ini kelapa sawit masih menjadi komoditas primadona yang digemari petani.

Namun di tahun yang sama, petani sawit mengeluh. Produksi kelapa sawit tidak begitu bagus untuk ekonominya – seperti yang tercantum dalam berita. Lagipula, harga buah sawit per kilogram tidak sebanding dengan biaya panen yang dilakukan oleh para petani sawit.

Perbandingan Pinang vs Sawit terletak pada:

1. Jumlah pohon per hektar

Jika dilakukan sesuai prosedur, satu hektar tanah dapat ditanami dengan 1.100 pohon pinang dengan jarak tanam tiap sisinya 3 meter. Kelapa sawit, karena pohonnya berdiameter lebih besar, satu hektar tanah hanya cukup untuk ditanami 138 batang tanaman saja.

2. Luas lahan per pohon

Masih terkait dengan poin (1), untuk tiap batang pohon pinang hanya membutuhkan ruang kurang lebih 9 meter persegi. Kelapa sawit membutuhkan 72 meter persegi untuk dapat tumbuh dengan baik. Hal ini membuat pinang menjadi tanaman yang sangat memungkinkan untuk dibudidayakan dilahan sempit.

3. Ketahanan terhadap hama

Kedua tanaman jenis palem-paleman ini sama-sama memiliki hama pengganggu. Beberapa contoh hama pengganggu pohon pinang misalnya adalah ulat kantung (0), rayap, belalang, tempayak akar, beberapa jenis kumbang, ngengat, dan tupai. Sedangkan hama pada kelapa sawit antara lain babi hutan monyet, tikus, tupai, dan landak – dimana ukuran tubuh hama pada kelapa sawit lebih besar.

Dengan ukuran tubuh yang lebih besar, maka satu hama akan lebih mudah merusak tanaman lebih banyak. Dibandingkan dengan pinang, kelapa sawit lebih rentan ‘diobrak-abrik’ oleh hama dengan tubuh besar, misanya saja babi hutan. Hama dengan ukuran tubuh kecil seperti pada pohon pinang akan mempermudah petani dalam membasminya. Selain itu, hama berukuran besar tidak menyerang pohon pinang dikarenakan adanya senyawa alkaloid dan tanin yang bersifat racun jika dikonsumsi berlebihan. Oleh karena itulah, hama tidak menyerang pohon pinang.

Baca Juga :
KALAH TELAK, Begini 5 Perbandingan Pinang vs Kelapa
7 Alasan Budidaya Pinang Betara Sangat MENJANJIKAN

4. Biaya pengolahan

Pada aspek ini, pertandingan antara pinang vs sawit akan dimenangkan oleh pinang. Biaya pengolahan untuk pinang jauh lebih murah. Pengolahan yang dimaksud adalah pengupasan buah pinang, dimana mesin untuk mengupas buah pinang berkapasitas satu ton per hari berharga sekitar 14 juta rupiah. Pinang juga dapat dijemur dan distok ketika harga sedang anjlok.

Sedangkan kelapa sawit tidaklah demikian. Perlu ada pabrik yang mampu mengelola tandan buah segar (TBS) sawit karena sawit tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama dan harus segera dijual. Untuk pabrik sendiri, bisa kita bayangkan berapa besar uang yang diperlukan untuk membangunnya.

5. Harga pasaran saat ini

Poin terakhir dari pinang vs sawit ini adalah poin yang paling menentukan. Per Juli 2022, harga tandan buah segar sawit berkisar antara Rp1.614,20 – Rp 1.831,77/kg tergantung pada tuanya pohon sawit tersebut. Sedangkan untuk buah pinang segar ada di kisaran Rp 2.000,00/kg. Untuk buah pinang kering sendiri, harganya berada pada level Rp15.000,00/kg.

Itulah sekilas penjelasan mengenai pinang vs sawit. Bagaimana menurut Anda, apakah menanam pohon pinang lebih menguntungkan? Animo petani yang mengarah ke budidaya pinang memang memiliki dasar yang bisa dibilang tepat di kala situasi dunia sedang tidak menentu seperti ini. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mulai bertanam pinang. Untuk pemilihan bibit pinang atau penyediaan bibit pinang bisa melalui “Lentera Mantang – Bibit Pinang Unggul”.

3 komentar untuk “PINANG VS SAWIT, MANA YANG LEBIH MENGUNTUNGKAN?”

  1. Pingback: KALAH TELAK, BEGINI 5 PERBANDINGAN PINANG VS KELAPA - Lentera Mantang - Bibit Pinang Unggul

  2. Pingback: MEMBANDINGKAN 5 HAL MENGENAI BUDIDAYA PINANG DAN KARET - Lentera Mantang - Bibit Pinang Unggul

  3. Pingback: YUK KETAHUI 3 JENIS PINANG UNGGUL YANG CEPAT BERBUAH - Lentera Mantang - Bibit Pinang Unggul

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Hallo Boss...
Mau pesan bibit pinang unggul berkualitas?